Minggu, 24 Juli 2011

**Mutiara yang Terabaikan**

Bismillahirahmanirahim......

Di sebuah kerajaan, hiduplah seorang Raja bersama ke empat permaisurinya. Raja ini sangat mencintai istri ke empatnya dan selalu menghadiahkan pakaian-pakaian yang mahal dan memberinya makanan yang enak. hanya yang terbaik yang akan diberikan pada sang istri.
Dia juga sangat memuja istri ketiganya dan selalu memamerkan ke pejabat-pejabat kerajaan tetangga. itu karena dia takut suatu saat nanti, isteri ketiganya akan meninggalkannya..
Sang raja juga meyayangi isteri keduanya. karena isterinya yang satu ini merupakan tempat curahan hatinya, yang akan selalu ramah, peduli dan sabar terhadapnya., pada saat sang raja mengalami suatu masalah, dia akan mengungkapkan isi hatinya pada isteri kedua karena dia bisa membantunya melewati masa-masa sulit itu.
Isteri pertama raja adalah pasangan yang sangat setia dan telah memberikan kontribusi yang besar dalam pemeliharaan kekayaannya maupun untuk kerajaannya, akan tetapi, si raja tidak perduli terhadap isteri pertamanya ini. meskipun sang isteri begitu mencintainya, tetap saja sulit bagi sang raja untuk memperhatikan isterinya itu...
Hingga suatu hari, sang raja jatuh sakit dan dia sadar bahwa kematiannya sudah dekat. Sambil merenungi kehidupannya yang sangat mewah itu, sang raja lalu berfikir,"sampai saat ini, aku memiliki 4 isteri disampingku. tapi ketika aku pergi mungkin aku akan sendiri."


Lalu bertanyalah ia pada isteri keempatnya,"sampai saat ini aku paling mencintaimu. aku sudah menghadiahkanmu pakaian-pakaian yang paling indah dan memberi perhatian yang sangat besar untukmu. sekarang aku sekarat, apakah kau akan mengikuti dan tetap menemaniku?" tanya sang raja.
"tidak akan!"jawab si isteri keempat itu, iapun pergi tanpa mengatakan apapun lagi. jawaban isterinya itu bagaikan pisau yang begitu tepat menusuk jantungnya. Raja yang sedih itu kemudian berkata pada isteri ketiganya. "Aku sangat memujamu dengan seluruh jiwaku. sekarang aku sekarat, apakah kau tetap mengikuti dan selalu bersamaku?"


"tidak" sahut sang isteri."Hidup ini begitu indah! saat kau meninggal, akupun akan menikah lagi!"Perasaan sang rajapun hampa dan membeku.


Beberapa saat kemudian, sang raja bertanya kepada isteri keduanya,"selama ini, bila aku membutuhkanmu, kau selalu ada untukku. jika nanti aku meninggal, apakah kau akan mengikuti dan terus disampingku?"
"Maafkan aku, untuk kali ini aku tidak bisa memenuhi permintaanmu!' jawab isteri keduanya. "Yang bisa aku lakukan hanyalah ikut menemani menuju pemakamanmu."lagi2 jawaban si isteri bagaikan petir yang menyambar dan menghancurkan hatinya.
Tiba-tiba sebuah suara berkata,"Aku akan bersamamu dan menemanimu kemanapun kau pergi." Sang raja menolehkan kepalanya mencari-cari siapa yang berbicara dan terlihatlah isteri pertamanya. Dia kelihatan begitu kurus, seperti menderita kekurangan gizi.


Dengan penyesalan yang sangat mendalam dan kesedihan yang teramat sangat, sang raja berkata sendu, "Seharusnya aku lebih memperhatikanmu saat aku masih punya banyak kesempatan! aku benar-benar menyesal."
Sahabat........ dalam realita, sesungguhnya kita semua mempunyai 4 isteri dalam hidup ini:
Isteri keempat kita adalah tubuh kita, tidak perduli berapa banyak waktu dan usaha yang telah kita habiskan untuknya. beragam pakaian dan perhiasan indah akan kita kenakan demi penampilan trendy. kadang, tujuannya bukan semata sebagai tujuan penutup aurat, tapi justru mengejar penampilan dan gengsi.
Kemudian isteri ketiga kita adalah ambisi, kedudukan dan kekayaan. sekuat tenaga dan malah beragam cara kadang kita lakukan untuk meraih semua itu. tentu dengan maksud, harkat dan martabat kita menjadi terangkat di hadapan orang lain, padahal saat kita meninggal, semua itu pasti akan jatuh ke tangan orang lain.
Sedangkan isteri kedua adalah keluarga dan teman-teman kita. Tak perduli berapa lama waktu yang sudah dihabiskan bersama kita, tetap saja mereka hanya akan menemani dan mengiringi kita hingga ka pemakaman. Saat jasad kita telah terkubur dalam liang lahat, merekapun akan pulang kerumah dan melanjutkan kehidupannya kembali.
Dan akhirnya, isteri pertama kita adalah jiwa, roh, iman kita, yang sering terabaikan karena sibuk memburu kekayaan, kekuasaan, dan kepuasan nafsu semata. Padahal jiwa, roh, atau iman inilah yang akan mengikuti kita kemanapun kita pergi dan kelak akan berhadapan dengan Allah azza wajalla. Dan itulah sesungguhnya harta berharga kita yang kerap terlupakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar