(Kisah nyata pasien kanker paru-paru berharap merengkuh anaknya yang hilang di ujung mautnya)
“Saya sungguh pusing mendamaikan antara pasien 9C dengan pasien 9D”keluh suster Fenny
“Benar,saya juga bingung harus dengan cara apalgi agar mereka tidak ribut terus soal tirei.”timpal Miss. Yee. “Yang keterlaluan ya Mr.Sin…masa sesama manusia koq saling benci ! Sebaiknya gimana ya Dok?”
“Maksudnya?Maaf saya kurang paham “tanyaku sambil memeriksa beberapa file pasien
“Gini lho Dok,pasien 9 C yang bernama Mr.Sin tidak suka melihat pasien 9 D karena dia seorang bule.
katanya mengingatkan Mr.Sin kepada musuh saat perang zaman dulu.Jadi Mr.Sin pingin pasien Bule itu pergi dari ruang ini.Mr.Sin ingin tirei pembatas ranjangnya selalu tertutup agar wajah si bule tidak kelihatan olehnya.Tapi itukan nggak boleh.Aturan RS juga tirei tertutup kalau mau tidur saja di malam hari atau kala ada pemeriksaan terhadap pasien “ujar Miss.Fenny panjang lebar.
“Diberi pengertian saja yang bijak terutama kepada Mr.Sin.Ingat emosi para pasien sangat mudah ltidak labil jadi harus hati2 dalam bertindak.Atau mungkin salah satu dari mereka di pindahkan ke ruang khusus “saranku
“Itu juga yang jadi problema kita.Kamar2 sudah pada penuh semua.Ada sich satu kamar kosong tapi itu kan buat para pasien yang sangat kritis menjelang kematiannya.”jawab suster Yee
“Sebenarnya Mr.Laurent sangat ramah dan baik hati.Heran saja kenapa Mr.Sin sangat membencinya !”suara miss.Lam tiba-tiba menimpali.”Saya senang berbincang dengan beliau “
“Ya udah.saya akan coba bicara dengan mereka sambiol periksa mereka.Perasaan ini kasus kedua ya ya yang memperebutkan tirei pembatas?”kataku
“Benar Dok.Dulu anatar wanita tapi mereka cepat rukun setelah dinasehati.Tapi yang ini agak susah.Lagi pula kalau kita turuti kemauan Mr.Sin menutup tirei tsb di khawatirkan kita tak bias mengontrol/mengawasi pasien 9 D tsb.”ujar miss.Fenny
******************
Kuperhatikan sejenak pasien 9 D tsb.usia senja mulai menapaki raut mukanya.Masih tersimpan bias-bias ketangguhan fisiknya kala muda.
“Kalau minggu ini Tuan tidak mengalami diarrhea dan fevernya lagi,maka Radiotherapy Tuan bias berlanjut mulai senin depan !”kataku setelah memeriksa file medisnya.
“berapa kali lagi saya harus melakukannya Dok? Perasaan saya sudah terlalu lama tinggal di ruangan ini.!”katanya dengan tatapan tajam.
“Menurut data,Tuan harus melakukan Radiotherapy 42x dan baru 27 x Tuan menjalaninya.
Jadi masih 15 x lagi Tuan harus melakukannya lagi.”
“Hm..ternyata masih banyak ya?Saya kangen dengan rumah saya sendiri.Sudah terlalu lama rumah tsb kosong .Kadang jenuh saya tinggal di sini Dok !’
“Saya mengerti Tuan.Sebenarnya pihak RS bisa memberikan keringanan bagi pasien yang mau pulang ke rumah dulu setiap hari Sabtu dan senin pagi harus sudah berada di RS lagi.
Ketentuannya bahwa di luar RS..pihak RS tidak bertanggung jawab lagi atas keselamatan si pasien.
Jadi kalau Tuan ingin menghabiskan waktu di rumah dipersilahkan minta izin pulang tiap sabtu sampai senin pagi !”jelasku panjang lebar.
“Terima kasih Dok..saya akan pertimbangkan “
“Kalau gitu saya tinggal dulu ya..masih ada pasien yang harus saya periksa.Dan saya berharap Tuan Laurent bisa tenang menempati ruangan baru ini demi menghindari pertikaian dengan Mr.Sin .Saya pamit dulu ya?”pamitku
“Sebentar Dokter..bolehkah saya bertanya sesuatu?”
“Yup…mudah-mudahan saya bias menjawabnya !”
“Seberapa dekat dokter mengenal miss.Lam?”
“Miss Lam? Miss Lam yang mana ya? Yang dokter?yang perawat? Yang bagisn account?atau bagian Amah (helper)?Di sini banyak sekali yang bermarga Lam..”
“Lam Sau Kuen..yang saya maksud Dok..”
“Oh…Miss Sara lam?Seorang perawat disini..Hm..sebenarnya tak begitu dekat saya dengannya hanya sebatas rekan kerja di sini.Sepengetahuan saya miss Lam sangat baik dan bertanggung jawab terhadap pasien.rajin orangnya “jawabku jujur.
“Kenalkah Dokter dengan Ibunya?”
“Saya pernah bertemu 2x dengan Ibunya secara tak sengaja saat di Ma on shan Plaza.Ramah dan masih tetap cantik di usia senja “
“”Mengapa Sara lam masih melajang padahal usianya mendekati 43 tahun?
“Waduh..itu bukan koridor saya untuk menjawabnya Tuan.Kan sudah saya bilang kalau saya tak begitu dekat dengannya hanya sebatas rekan kerja di sini.
Mungkin Tuan bisa tanya langsung kepada miss.Sara Lam.Saya lihat Tuan sering ngobrol dengannya.”
“Memang saya pernah menanyakannya secara halus namun jawabannya belum ada laki-laki yang cocok untuknya !”
“Nach..itu Tuan udah dapatkan jawabannya.kenapa Tanya saya lagi?’
“Karena saya merasa jawaban dia tidak jujur.Ada kemarahan dan kesdihan yang tersembunyi di balik wajahnya walaupun dia berusaha untuk tersenyum saat menjawabnya.”
“Sungguh Tuan,saya tak tahu secara pasti alasan miss.Sara Lam tetap sendiri.Saya juga tidak berhak mengoreksi hak privasi rekan kerja saya
Bukan koridor saya untuk membahasnya.”
“Apakah Sara Lam membenci kaum laki-laki?Ataukah dendam kepada seseorang?ataukah memang sedang menunggu kedatangan seseorang?”tanyanya bertubi.
“Maaf Tuan..saya tak tahu.Saya heran kenapa Tuan ingin sekali mengoreksi tentang privasinya?Apakah Tuan bermaksud…???”tanyaku ragu
“Karena dia anakku,Dokter?darah dagingku…!”
“Whatt? Excuse me??”tanyaku kaget
‘Ceritanya panjang Dokter.Tapi menurut penyelidikan dan dari fakta yang terkumpul dia memang anakku.Darah dagingku sendiri.Silahkan dokter lakukan test DNA kalau ingin bukti akurat..dia tetap anakku !”
“Saya tidak mengerti.bagaimana Tuan yakin miss.Sara adalah anak kandung Tuan?Bagaimana Tuan berpisah denganya?Karena sepengetahuan saya..ayahnya sudah meninggal beberpa tahun yang lalu.””
“Itu ayah tirinya Dok..! Saya meninggalkan Sara saat usianya 1 tahun.kala itu kami tinggal di Spore.Kerajaan inggris menarikku kembali pulang ke Negara asalku karena masa dinesku habis jadi terpaksa saya meninggalkan Sara dan Ibunya.
Saya berjanji akan menjemputnya setelah urusan dines di England selesai.
3 tahun kemudian saya baru di izinkan untuk datang ke Spore lagi itupun dengan izin pelancong namun ternyata Sara dan ibunya tak dapat kutemukan lagi.
Bertahun-tahun saya mencarinya hingga membuat hidup saya berantakan.
Saya bepergiaan ke berbagai Negara hingga akhirnya saya memutuskan menetap di Macau sambil berusaha bisnis dalam penyediaan obat-obatan binatang pelihaan spt ikan,kucing dll.
Suatu hari saat saya jalan-jalan ke Hongkong secara tak sengaja saya bertemu dengan ibunya Sara di restorant Maxims.namun sayang..termnyata dia sudah menikah lagi dengan pria lain.
Dari itulah awal penyelidikan terhadap Sara sebagai anakku.”
“Subhanallah…”kataku kelu.”Pernahkah Tuan mengatakannya langsung kepada Sara tentang siapa Tuan?”tanyaku hati-hati
“Saya belum ada keberanian untuk mengatakannya.Selama ini saya hanya berusaha mendekatinya dengan tinggal di sini.Mungkin Dokter akan mengerti kenapa saya memilih RS Shatin ini dibandingkan Union Hospital yang segala fasilitasnya lebih modern dalam pengobatan kanker saya.
Semata karena saya ingin dekat dengan anak kandung saya sendiri di ujung terakhir hidupku.
jadi tolong jawab pertanyaan saya dokter,kenapa dia masih melajang?”
“Honestly..saya tak tahu alasan dia yang pasti.Cuma sepengetahuan saya dulu pernah rekan sejawat saya mau menikahinya namun di tolak dengan alasan ingin menunggu kehadiran seseorang.Saya tidak tahu siapa orang yang di tunggunya!”
“Dia menunggu kehadiran saya sebagai ayah kandungnya.Menurutmu kalau sekarang saya mengaku kepadanya apakah dia akan mengakhiri masa kesendiriannya? Apakah dia mau menerima saya?Adakah maaf buat saya?
Apakah dia juga mau memaafkan saya yang telah menelantarkan hidupnya?
“Maaf..saya tak tahu Tuan.tapi mungkin tak ada salahnya Tuan mencoba berterus terang kepadanya.
Mudah-mudahan dia bias bersikap bijak “
“Tapi saya takut dia akan mengalami shock ..Menurut Ibunya..Sara punya sifat pendendam yang tersembunyi.Maukah dokter menolong saya ?”
tanyanya berharap.
“Apa yang bias saya bantu Tuan?”
“bantu Sara mengenal Islam !”
“Pardon??”kataku kaget
“Jangan kaget.saya tahu kamu seorang muslimah dan selalu berusaha mengenalkan islam di lingkungan para pasienmu.Kenapa tidak mencoba dengan lingukunganmu yang terdekat ?
Saya juga seorang Moslem namun kesempatan saya mengajari islam kepadanya akan terasa sangat sulit jika dibandingkan dirimu.”
“Masalahnya sangat jauh berbeda Tuan.Para pasien bertanya tentang Islam dan saya mencoba menerangkannya.Jadi mereka sangat mudah untuk di dekati.
Tetapai untuk rekan kerja..rasanya sangat sulit.Karena bias-bisa salah tanggap hingga merusak hubungan kerja kami.Disini aturan saling menghargai keyakinan seseorang sangat ketat untuk di taati…”
“Tak ada salahnya untuk mencobanya Dok..!Bukankah Sara tak punya keyakinan (Atheis?)
Saya ingin sekali merengkuh anakku sendiri dalam lingkungan Islam.Bukankah Islam itu indah Dok?
Islam akan mengikis rasa dendam di hati.Islam akan bertaburan cinta kasih yang ikhlas dan masih banyak lagi kehebatan Islam yang menyinari hati dan hidup seseorang.
bantu saya merengkuh anakku sendiri dalam dekapan saya yang penuh cahaya Islam…! Mungkin dokter masih ingat salah satu Firman_Nya:
"Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagiNya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)".
(QS. Al-An'aam: 162-163).
“InsyaAllah Tuan..saya akan mencobanya. Tapi Tuan juga harus berterus terang kepadanya siapa Tuan sebenarnya…”jawabku..
*********
“Saya tidak pernah tahu kalau dia adalah ayahku sendiri.Kenapa tidak berterus terang kepadaku?Kenapa harus menunggu batu nisan tertancap dalam pusaranya dan rahasia terbongkar?
kenapa dokter juga tak mau memberitahu saya tentang dia yang sebenarnya?Kenapa?’protes Sara lam.
Aku terdiam.Ada rasa bersalah berkecamuk dalam dadaku.Apalagi tangisan Sara Lam makin menambah beban rasa bersalahku.Ah..maafkan saya …Sara…! Kupikir ibumu atau ayahmu sdr telah memberitahumu.
“Dia tak pernah tahu bagaimana aku merindukan kehadirannya selama puluhan tahun.bahkan kusengaja menyendiri karena impianku kala menikah dia hadir disampingku.Aku menunggu kehadirannya dalam hidupku.!”
“Beliau belum ada keberanian untuk mengungkapkan jati dirinya Sara..! Namun sungguh beliau mencintaimu dan berusaha mendekatimu di RS ini.Mungkin kau pernah merasakan ungkapan kasih sayangnya kepadamu selama beliau disini walau ada batas pemisah.”kataku lembut
“Aku memang merasakan seolah ada aliran kasih sayang antara ayah dengan anak manakala kami mengobrol disela-sela tugasku merawat dia.
Tapi kenapa mulutnya terkunci untuk merengkuhku?”
“Mungkin beliau pikir kau akan shock dan balik menbencinya.menurut Ibumu..dirimu punya rasa dendam kepada ayahmu sendiri sejak kecil yang menurutmu telah menelantarkan hidupmu dan ibumu.beliau tidak mau kehilangan kebersamaan dengamu kala di ujung waktunya.Itu yg harus kau pahami.”
“Ya..aku memang sempat dendam dan benci kepadanya.tapi itu dulu..Aku justru merindukannya.Aku memaafkan kekhilafannya dan kupikir bukan semata kesalahannya.tapi karena sikon yang membuat kami berpisah.
Bagaimanapun dia adalah ayahku sendiri.Karena dia..aku berada di dunia ini.Seorang anak tak akan lahir tanpa kehadiran seorang ayah.
“Maafkan saya..Sara…! Saya pikir Ibumu atau ayahmu sdr sudah mengatakannya langsung kepadamu karena kulihat keakrabanmu terhadap beliau kala detik-detik menjelang maut memisahkan raganya.Dan saya pikir..bukan hak saya untuk memberitahu langsung tentang siapa beliau.”
“Saya hanya menyesal kenapa tak dibiarkannya tabir gelap kami terbuka kala dia masih bernafas?
Kenapa secarik surat ini yang bisa membukanya tabir kami?”
“Maaf Sara..seribu pertanyaanpun rasanya tak akan mampu kita menjawabnya.Semua sudah kehendak sang Pencipta dan kita harus berusaha menerimanya dengan tabah dan sabar.
Ada satu amanah beliau yang belum sempat saya sampaikan kepadamu,”kataku hati-hati
“Apa itu?Katakanlah..saya siap mendengarnya..”
“Beliau meminta agar saya mengenalkan Islam kepadamu.Intinya beliau menginginkan dirimu memeluk Islam sebagai mana beliau seorang moslem.
“Mengenal Islam?menjadi pemeluknya?Kenapa?”
“Menurut beliau Islam itu sangat indah seperti halnya keyakinan beliau tatkala memeluk Islam saat tinggal di cairo dulu.Dan beliau ingin sekali merengkuhmu dalam selimut Islam sebagai kayakinan hidupmu.Tapi ya itu terserah pilihan hidupmu.
Islam itu tidak memaksa.Islam cinta kelembutan tanpa kekerasan.jika dirimu ingin belajar mengenal Islam,mari kita belajar bersama.InsyaAllah saya akan bersamamu.”
“Saya akan pikirkan tentang hal itu.sejujurnya saya juga merasakan kehampaan hidup saya karena selama ini tidak pernah mempunyai pegangan hidup..Tolong bantu saya menapaki kegersangan jiwa ini”
“InsyaAllah Sara..call me when you’re ready…”jawabku sambil tersenyum..
************************
Hongkong,union Hospital,July 2011
Andrealica Nhordeeniz
Tidak ada komentar:
Posting Komentar